Waktu itu saya tengah menggebu-gebunya menjadi aktivis gender. R.A. Kartini, tentu saja, saya jadikan icon dan inspirasi feminisme Nusantara. Meski sebenarnya, saya lebih tertarik dengan Catatan Harian Kartini yang monumental itu: Habis Gelap Terbitlah Terang. Atau dalam bahasa Qur’an: min ad dzulumati ila nur. Catatan ini saya kira yang mengilhami Soe Hok Gie dan Ahmad Wahib untuk membuat catatan kritis-otobiografis di tahun-tahun kemudian.
Maka sebagai apresiasi, inilah essai saya yang mendedah Kartini di koran Seputar Indonesia tahun 2008 (saya lupa detail tanggalnya):
Sangat menginspirasi. Inilah potret "Guru Penggerak" yang sebenarnya.
Membaca diksi diksi ini, menjadikan saya sebagai salah satu dari sekian juta pemuda Indonesia lebih bersemangat... Terimakasih Mas Anwar, diksi…
Keren sekali. semangatnya perlu diapresiasi. dengan membaca diksi diksi indah ini ada getaran untuk menggugah jiwa pemuda pemudi Indonesia. Terimakasih…
Keren. Semangatnya sangat luar biasa. Semoga menular kepada seluruh generasi yang ada di daerah lainnya.
Kisah yang sangat hebat kak